Selama ini, kami lebih banyak berswadaya dalam mengelola Ponpes ini,” ucap KH Khairi.
Disampaikan pula, selama proses pembangunan dua unit ruang kelas baru tersebut, pihak Ponpes sangat dimudahkan. Tidak perlu pusing memikirkan material bangunan. Tidak memikirkan tukang dan ongkosnya.
Ponpes hanya tinggal menerima dan memanfaatkan ruang kelas baru yang sudah terbangun megah untuk digunakan dalam proses belajar mengajar.
“Kami benar-benar terima beres. Tinggal duduk saja. Tinggal pakai.
Alhamdulillah. Terima kasih yang tak terhingga untuk ayahanda Mamiq Haji Rachmat Hidayat, BPKH, dan Lazisnu,” kata KH Khairi.
Dia memastikan, ruang kelas baru tersebut akan dijaga dan dimanfaatkan maksimal untuk kegiatan belajar mengajar para santri.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Deputi Sekretariat Badan dan Kemaslahatan BPKH RI Emir Rio Khrisna menyampaikan bahwa BPKH saat ini mengelola dana haji yang berasal dari calon jamaah haji seluruh Indonesia sebesar Rp 160 triliun.
“Ini dana yang sangat banyak sekali,” kata Emir.
Dia menjelaskan, dana tersebut kemudian dikembangkan dan dikelola oleh BPKH.
Seluruh nilai manfaat dari hasil pengembangan dan pengelolaan tersebut digunakan dalam dua hal. Yang pertama untuk jamaah haji yang berangkat ke Tanah Suci. Dia memberi contoh.
Pada musim haji tahun 2022, seluruh jamaah haji hanya membayar ongkos haji rata-rata Rp 35 juta. Padahal, pada tahun ini, biaya riilnya satu orang jamaah haji sebesar Rp 98 juta.
Sehingga selisih sebesar Rp 63 juta untuk setiap jamaah berasal dari BPKH.
Untuk pemanfaatan kedua, bagi jamaah yang belum berangkat. Semenjak tahun 2018, setiap jamaah haji yang sudah mendapatkan nomor porsi dan belum berangkat, juga mendapatkan nilai manfaat dari dana awal haji yang telah disetor.