Dua anaknya, Hanafi dan Saibi, membiayai hidupnya dengan mengamen. Berkat sepeda motor matic yang telah dimodifikasi menjadi roda tiga, daya jelajah dua kakak beradik ini untuk mengamen kini menjadi lebih jauh.
”Alhamdulillah, dalam sehari kami bisa mendapat Rp 10p.000 sampai Rp 150. 000. Hasilnya kami bagi berdua untuk membiayai keluarga,” tutur Hanafi. Keduanya memilih menjadi pengamen, karena bertekad untuk tidak menjadi pengemis dan peminta-minta.
Mengingat Saparwadi tinggal di tempat yang begitu terpencil, bukan perkara mudah untuk mencapai rumahnya. Tim Aksi Kemanusiaan Rachmat Hidayat harus melalui jalan setapak dan jalan yang hanya berupa pematang sawah untuk sampai di sana. Kendaraan roda empat yang membawa Tim Aksi Kemanusiaan tersebut harus diparkir di tempat yang sangat jauh. Tim Kemanusiaan lalu berjalan kaki menuju rumah Saparwadi dengan menggotong bantuan kursi roda yang hendak diberikan kepada lelaki kelahiran tahun 1948 tersebut.
Saparwadi yang sedang duduk di berugak depan rumahnya, menyambut Tim Aksi Kemanusiaan dengan senyum. Keterbatasan fisiknya tak memungkinkan dirinya bangkit untuk menyongsong. Saparwadi menerima kedatangan tim kemanusiaan dengan begitu hangat.
Ahmad Syukro, mewakili H Rachmat Hidayat, kemudian menyerahkan bantuan kursi roda untuk Saparwadi. Penyerahan tersebut disaksikan pula oleh Kepala Dusun Tibu Bagek, Kusuma, dan Kepala Desa Surabaya Utara, Ahmad Rusdan.
Dari Kepala Desa Surabaya Utara pula, Tim Kemanusiaan mendapat informasi, kalau di Desa yang memiliki 1.375 Kepala Keluarga tersebut, banyak di antara mereka yang menderita cacat bawaan dan tak bisa berjalan. Bahkan beberapa di antaranya ada yang satu keluarga, seluruh anggotanya menderita cacat bawaan semua.