Rannya menambahkan, sejumlah pihak juga mendorong dirinya terjun ke dunia politik. Ia pun kemudian menilai, politik itu bukan tujan tapi bagaimana bisa sampai ke tujuan.
“Saya terjun ke dunia politik juga karena melihat banyak kekurangan pemerintahan Indonesia. Sebagai anak muda dan memiliki wawasan luas, saya ingin berbuat dari jalur politik,” sebutnya.
Dara kelahiran 15 Agustus 1999 ini mengaku, di bangku kuliah tidak pernah mendapatkan ilmu politik. Rannya hanya suka membaca tentang politik. Ayahnya, HBK, pun mengingatkan bahwa melakukan pengabdian lewat jalur politik itu berat.
“Tapi saya kira ini tantangan. Saya suka tantangan,” katanya.
Tidak hanya itu, putri semata wayang HBK inipun mengakui bahwa akhir-akhir ini Ia banyak belajar sebagai seorang muslim, yang mengajarkan dirinya untuk terus berbagi kepada sesama. Bahkan apapun yang dia miliki saat ini, tidak mungkin hanya untuk dinikmati oleh diri sendiri.
“Kalau saya melihat, yang kurang di NTB saat ini, adalah kurangnya pemerataan pembangunan yang dilakuan di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Kalau dipercaya oleh masyarakat NTB menjadi anggota DPD RI, saya akan memperjuangkan pembangunan yang merata,” janjinya.
Ranyya juga sempat menyinggung program pemerintahan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah dan Hj. Sitti Rohmi Djalilah yang mengirim mahasiswa kuliah ke luar negeri. Menurutnya, program ini memiliki manfaat yang sangat besar bagi generasi muda NTB.
Hanya saja, Rannya ingin pilihan mengirim anak-anak muda NTB belajar ke luar negeri itu, bukan ke Eropa Timur seperti sekarang. Melainkan ke Turki, karena di sana mayoritas orang muslim, sehingga mereka merasakan seperti kampung halaman sendiri,” Jelasnya.(KB-203*)