Apa yang diwujudkan santriwati itu harus menjadi inspirasi dan motivasi pondok pesantren untuk memunculkan bibit-bibit pengusaha muda di NTB. Artinya, alumni pondok pesantren tidak hanya manguasai ilmu agama, fasih membaca Alquran. Tapi juga fasih menghsilkan uang.
Upaya lain yang perlu dilakukan adalah membangun sekaligus merawat jejaring baik di level nasional maupun internasional. Dia mencontohkan bagaimana Universitas Harvard di Amerika Serikat menjadi besar berkat peran alumninya yang berhasil mengumpulkan dana dan dikelola oleh ahli keuangan sehingga universitas tersebut semakin besar. “Jangan punya ilmu tinggi tapi nggak bisa cari uang. Hanya bisa bikin proposal, gambar masjid rusak ada pembebasan lahan di sampingnya,” ungkapnya.
Alumni pondok pesantren juga harus mampu membangun bisnis besar dan tentu harus kuat bahkan tahan banting. Untuk menjadi seperti itu membutuhkan tekad kuat serta komitmen. Dia optimistis alumni Nurul Hakim bisa mewujudkan hal itu.