Sudah tak terhitung lagi, bearpa kali jumlah diskusi dan seminar dalam kaitannya dengan korupsi di tanah air. Namun solusi yang dilakukan sepertinya berbanding terbalik, dalam artian, malah kegiatan para korupstor semakin meraja lela. Padahal semua orang tahu bahwa
korupsi melanggar hukum. Ini terbukti, semakin banyak yang ditangkap, malah “masalah keserakahan elite”tak mampu mengurangi kegiatannya. Bahkan, hasil kegiatan korupsi itu, telah mencoreng citra bangsa di mata internasional.
Iya, sangatlah wajar jika kampanye anti keserakahan kian gencar dilakukan masyarakat termasuk yang dilakukan para pendemo,di berbagai tempat, dapat dijadikan sebagai salah satu upaya memberantas korupsi. Sayang sekali, semakin didemo oleh para pendemo, malah para koruptor di berbagai tempat, tidak pernah berhenti di titik nol, dalam artian, idenya dalam menghadirkan strategi, semakin bertambah, hingga korupsi tak pernah pupus di tanah air yang kita cintai ini.
Lalu apa faktor penyebabnya? Berbagai hasil penelitian menyimpulkan bahwa faktor penyebab terjadinya korupsi,banyak. Namun dari sekian banyak itu, jika dicermati, faktor penyebab korupsi itu selalu berpusat pada satu hal yakni “toleransi terhadap korupsi”. Bagaimana tidak? Fakta riil yang kita peroleh di lapangan menunjukkan bahwa kita masih lebih banyak menghadirkan bicara/ngobrol terkait korupsi , termasuk juga kegiatan upacara ketimbang aksi dari makna korupsi tersebut.