Kisah-kasih dalam romantika hidup umat manusia di bawah kolong langit ini, tak pernah pupus, alias termakan arus zaman. Boleh jadi, itulah proses hidup. Sebentar ada bahagia yang dirasa, sementara, sebentar lagi ada duka lara yang menggores kalbu. Bagaimana tidak? Ketika merajut cinta misalnya, selalu saja ada dusta (ingat syair lagu: Ada dusta di antara kita). Ini berarti yang bersemayam dalam hati adalah rasa kebersamaan semu. Lalu, rasa kebersamaan sejati dalam cinta, disimpan di mana? Nah di sinilah, dibutuhkan upaya jitu untuk segera meneropong sebab-musababnya guna mengurangi kepedihan hati. Iya, kalau boleh disimpulkan, dalam hidup, hanya ada dua alternatif hidup, ‘BAHAGIA dan DERITA’ ATAU ‘SUSAH DAN SENANG’.
Bagaimana cara kita untuk mencari berupa langkah praktis antisipasi masalah, guna mengatasi kehadiran rasa susah, dalam artian, susahnya kurang dan dominan yang diperoleh adalah bahagia? Setiap individu pasti memiliki jawaban pastinya dan sering disimpan baik-baik di saku hati pemilik cinta. Seperti Saudara kita Jumini Nizam dari Jambi, dia menuntaskan masalah dengan menoreh isi hati dalam bentuk tulisan yang amat bermanfaat buat kita, manakala kita mau mengapresiasinya, praktis ujungnya bermanfaat dan dapat dikonsumsikan dalam keseharian.
Saudara kita Jumini, kali ini, menganyam kisah , bertajuk: “Senja Kemarin” Untuk apa Mbak Jumini mengakatnya untuk diungkit? Iya, meski fakta yang diungkit adalah fakta imajiner (fakta atau data yang ada dalam otak penyairnya) tokh, fakta-fakta detailnya diterang- jelaskannya, hingga bermanfaat bua kita sebagai penikmat, dalam artian, ada nilai yang perlu kita timba, dari kisah-kasihnya itu. Mari kita apresiasi puisi prosaisnya berikut ini !Inilah selengkapnya!