Bahkan, Rachmat berkelakar jika kelanjutan kepemimpinan di Pemkot Blitar pasca Wali Kota Santoso yang layak menggantikan menjadi Wali Kota adalah sosok Ketua DPRD Kota Blitar Syahrul Alim.
“Pak Wali Ini ada bingkisan berupa topi, kaos bertuliskan Sirkuit Mandalika yang memang sengaja saya bawa dari Lombok. Harapannya, semoga proyek megah dari Presiden Joko Widodo pada warga NTB dan Indonesia, bisa juga dapat dikunjungi oleh warga Blitar,” papar Rachmat Hidayat.
Sementara itu, Wali Kota Blitar, Santoso, mengaku berterima kasih atas kunjungan rombongan kader PDIP NTB yang dipimpin langsung oleh Ketua DPD PDIP NTB H. Rachmat Hidayat.
“Begitu saya di info oleh Mbak Erma bahwa Pak Rahmat akan datang ke Blitar, saya langsung bersama pak Ketua DPRD stand by sejak pagi hari menunggu di komplek makam Bung Karno,” kata dia.
Menurut Santoso, mewakili warga Blitar, dirinya menghaturkan ucapan terima kasih atas kunjungan kader PDIP NTB kali ini.
“Kunjungan ini sangat berharga dalam rangka merekatkan hubungan antara warga NTB dan Blitar untuk terus mengenang perjuangan Bung Karno, selalu Bapak Bangsa dan Presiden Pertama Indonesia,” tegas dia.
“Kaget juga saya dikasih bingkisan topi dan kaos Mandalika. Insya Allah, kunjungan Pak Rachmat akan saya balas untuk datang ke Lombok dalam waktu dekat ini. Tolong Pak Ketua DPRD Blitar dan Mbak Erna agar diatur waktunya untuk bisa kita balas kunjungan Pak Rachmat yang jujur termasuk salah satu tokoh politik yang saya kagumi keistiqomahannya dalam berpartai dan berjuang bersama rakyatnya, ” sambung Wali Kota Santosa.
Saat mengunjungi Perpustakaan Bung Karno yang dipandu oleh Pustakawan Henri, Rachmat Hidayat yang di dampingi sejumlah Fungsionaris PDIP NTB, Ruslan Turmuzi, Suhaimi, Nyanyu Ernawati, dll , nampak dengan serius mencermati benda-benda peninggalan Bung Karno seperti peci, baju putih, Kemeja Sukarno Look, mesin ketik, koper , dll.
Bahkan ada tulisan Soekarno Asli, tertanggal 16 Januari 1967 yg ditorehkan diatas kain sprei yang dirobek yang ditulis dengan tinta yang konon bercampur dengan bercak darahnya. Adapun bunyi tulisannya sebagai berikut : Pertahankan Revolusi diatas Relnya yang Asli.