Sambut Bulan Suci Ramadhan, Rachmat Hidayat Bantu Kursi Roda Elektrik untuk Pensiunan Dinas Perhubungan di Kota Mataram

Semenjak istrinya dipanggil Yang Mahakuasa, Sukartadji kini tinggal sendiri di rumahnya.

Pada malam hari, baru anaknya-anaknya yang telah memiliki keluarga masing-masing, datang secara bergiliran untuk berjaga dan menemaninya.

Sementara untuk kebutuhan sehari-hari, seluruhnya telah lebih dahulu dipenuhi.

Rona kebahagiaan terpancar sangat jelas dari raut wajah alumnus Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran tersebut, manakala mendapati Rachmat telah berada di pintu rumahnya.

Rachmat kemudian menghampiri Sukartadji yang duduk di sofa ruang tamu. Keduanya lalu berbagi pelukan hangat. Melepas kerinduan bersama.

“Ini oleh-oleh kita jadinya ini,” kata Sukartadji pada Rachmat, begitu politisi berambut perak itu menyilakan tim dari Sentra Paramita Mataram, unit kerja milik Kementerian Sosial di NTB, membawa masuk kursi roda elektrik untuk Sukartadji.

Rachmat dan Sukartadji adalah sahabat karib. Keduanya hanya terpaut usia satu tahun.

Mereka sama-sama menempuh pendidikan di sekolah yang sama di Lombok Timur.

Menempuh masa remaja dengan penuh lika-liku, suka dan duka. Rachmat bahkan acap menginap di rumah Sukartadji dan sudah dianggap seperti anak sendiri oleh kedua orang tua Sukartadji.

Lama malang melintang menjadi Syahbandar dengan mengepalai sejumlah pelabuhan yang menjadi unit kerja milik Kementerian Perhubungan, Sukartadji kemudian mendapat promosi menjadi Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTB. Saat Sukartadji memangku jabatan eselon II tersebut, Rachmat menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD NTB.

Maka jadilah, pertemuan sore itu tak ubahnya seperti pertemuan keluarga.

Kecuali kondisi kakinya yang tidak memungkinkan berjalan dengan leluasa lagi, selebihnya Sukartajdji masih sangat sehat. Suara mantan pejabat yang dikenal sebagai karateka ini pun masih sangat lantang.