Baginya, kepemimpinan perempuan bukan hanya dilihat soal feminitasnya, tapi terobosan-terobosannya, inovasinya yang membangun, memastikan dalam pembangunan di NTB “no one left behind” (tidak ada satupun yang tertinggal).
Soal tata kota yang terang benderang, tokoh perempuan ini menilai harus didorong inovasinya dengan pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan. Hal ini sebagai salah satu jalan panjang mewujudkan Ambisi NZE (Net Zero Emissions) 10 tahun lebih cepat dari target Nasional.
Rektor Universitas Nahdlatul Ulama NTB Dr.Baiq Mulianah mengapresiasi munculnya figur perempuan dalam kepemimpinan.
Menurutnya, berdasarkan hasil Munas Alim Ulama 1997 memperbolehkan kepemimpinan perempuan.
Tokoh perempuan Nahdlatul Ulama (NU) ini menegaskan keberadaan manusia sebagai Kholifah di muka bumi ini tidak dipengaruhi jenis kelamin.
“Selama perempuan itu punya kapasitas, kemampuan, dan kecerdasan serta ilmu memimpin, mengapa tidak,” ujar Mulianah.