Pejabat Pemprov NTB Melabeli Orang Sasak Memiliki ”Semangat Jurakan”, Rachmat Hidayat: Patut Diduga Orang yang Suka Memecah Belah

Yang Rachmat tahu, orang Sasak adalah orang-orang yang istiqomah dan teguh memegang sikap. Seperti dalam pakaian adat Sasak, di mana orang Sasak memegang atau membawa keris. Nyekep, dalam istilah Sasak. Itu kata dia, adalah perlambang orang Sasak memiliki keteguhan sikap. Tidak mengadu domba. Tidak mencela sesamanya.

Dia pun memberi contoh, bagaimana Bung Karno, Presiden pertama Indonesia, yang kemana-mana juga membawa keris sebagai perlambang sikap tersebut. Maka, ketika Indonesia diremehkan dan direndahkan Amerika, Bung Karno kata Rachmat, memilih membawa Indonesia keluar dari Perserikatan Bangsa Bangsa. Bung Karno juga menggelar Konfrensi Asia Afrika, mendirikan Gerakan Non Blok, itu juga adalah keteguhan sikap.

Karena itu, jika kini muncul pejabat yang mengemukakan bahwa orang Sasak memiliki ”semangat jurakan”, Rachmat menegaskan, sangat patut dicurigai, bahwa tindakan tersebut hendak memecah belah.

Rachmat pun menyebut, jika sebelumnya Gubernur Zulkieflimansyah meminta ada pihak yang masih perlu sekolah lagi, maka sesungguhnya yang perlu dan sangat cocok untuk sekolah lagi adalah pejabat yang berpolitik praktis dan berpotensi memecah belah di tengah masyarakat.

”Jika saya berbicara lantang sekarang, bukan karena saya ingin penghormatan untuk pribadi saya. Hormatlah pada Republik ini. Kita tidak ingin, ada pejabat yang enak saja pidato mewakili gubernur, atas nama gubernur, lalu hendak memecah belah kita,” tandasnya.

(*)