Dalam surat pemberitahuan juga disebutkan kalau bantuan tidak ada potongan apapun. Jika ada potongan, tercantum nomor pengaduan di Kementerian Sosial yang dapat dihubungi kapan saja. Khusus untuk dana BPNT, tidak boleh digunakan untuk membeli rokok dan minuman keras.
Butuh waktu kurang dari lima menit bagi setiap warga untuk mencairkan dana BLT dan dana BPNT yang mereka terima. Kepada petugas dari Kantor Pos yang sudah berada di hadapan mereka, satu per satu warga dipanggil namanya. Mereka menunjukkan kelengkapan dokumen yang mereka bawa, kemudian membubuhkan cap jempol, dan setelah itu dana BLT dan BPNT dicairkan secara tunai. Warga yang sudah menerima dana tersebut kemudian difoto secara langsung oleh petugas Kantor Pos yang menyerahkan dana.
Seluruh proses pencairan tersebut dipantau secara saksama oleh Rachmat. Termasuk memastikan bahwa jumlah bantuan yang diterima oleh warga benar-benar tepat jumlah tanpa ada pemotongan.
Di hadapan seluruh warga yang menerima BLT, saat didaulat memberikan sambutan, Rachmat menjelaskan dirinya adalah Anggota Komisi VIII DPR RI yang berasal dari Rumbuk, Lombok Timur.
Rachmat menjelaskan, bahwa BLT yang diterima oleh masyarakat dari pemerintah, adalah kompensasi untuk masyarakat seiring dengan kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM.
Dijelaskan, pencairan dana BLT dilakukan dua tahap. Masing-masing tahap, setiap warga mendapatkan Rp 300.000. Untuk tahap pertama ini, selain dana BLT, pada saat yang sama, masyarakat juga mendapat pencairan dana BPNT untuk bulan September dengan nilai Rp 200.000. Sehingga total warga menerima Rp.500.000.
“Bantuan ini khusus untuk warga yang tidak mampu. Mudah-mudahan, di pencairan berikutnya, juga berbarengan dengan pencairan dana BPNT. Sehingga jumlah yang akan diterima Bapak Ibu, akan sama sebesar Rp.500.000,” kata Rachmat.