TGH Turmudzi Badarudin sendiri merupakan pemimpin Pondok Pesantren Qomarul Huda, salah satu pondok pesantren ternama di NTB yang memiliki sejarah besar dalam moderasi Islam dan demokrasi Indonesia. Di Pones inilah dulu pernah digelar Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdlatul Ulama pada 17-20 November 1997. Salah satu rekomendasi Munas tersebut adalah tentang kedudukan perempuan dalam Islam.
Munas alim ulama ini pun mengakhiri debat panjang tentang kepemimpinan perempuan dalam Islam. Munas itu mengafirmasi kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam Islam dan juga mengakui kelebihan-kelebihan tertentu pada diri perempuan saat menjadi pemimpin.
Sebelum kunjungan Puan akhir pekan ini, akhir Juli lalu, terlebih dahulu, Ketua DPP PDI Perjuangan yang juga Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah telah diutus kepada TGH Turmudzi. Dalam pertemuan tersebut, terungkap bagaimana selama riwayat hidupnya, Tuan Guru Bagu telah melanjutkan fase pendidikan agamanya di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, selama enam tahun dan menjadi salah satu alim ulama yang paling mendukung keputusan Munas tersebut, termasuk mengenai kepemimpinan perempuan dalam Islam.
Dalam pertemuan tesebut, Basarah yang diutus langsung Ketua Umum PDI Perjuangan Hj Megawati Soekarnoputri untuk bersilaturahmi, sekaligus juga membicarakan isu-isu kebangsaan dan Islam. Mulai dari topik Pancasila sampai kepemimpinan masa depan Indonesia. Kepada Basarah yang juga dosen Universitas Islam Malang, Tuan Guru Turmudzi menyampaikan tiga ayat Alquran dalam surah Al-Naml, yakni ayat 22, ayat 23, dan ayat 24, yang mengisahkan kepemimpinan perempuan. Ketiga ayat tersebut pula yang kemudian menjadi rujukan penerimaan Hj Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden RI pada tahun 2001-2003.
Sebelum bertolak kembali ke Jakarta, dari kediaman Tuan Guru Bagu, Puan Maharani diagendakan berkunjung ke Kantor DPD PDI Perjuangan NTB di Jalan Lingkar Selatan, Kota Mataram. Di sana, sudah ada 1.300 kader, pengurus, dan simpatisan PDI Perjuangan yang hendak menyampaikan aspirasi secara langsung.