Selanjutnya lelaki yang akrab disapa didu menambahkan, mengapa kemudian dalam pengambilan sample responden setiap lembaga survei selalu menyebutkan durasi waktu, metodologi maupun jumlah responden karena hal tersebut menyangkut persepsi responden pada saat dilakukan survei.
“Mangkanya kenapa lembaga survei harus melakukan survei berkali-kali dalam rentang waktu tertentu , hal ini untuk mengukur cerminan, misalnya pergeseran/ migrasi dukungan persepsi terhadap paslon tertentu pada waktu dilakukan survei tersebut,” lanjut didu.
Lebih lanjut didu mengatakan keberadaan lembaga survei dalam kontestasi politik hal yang lumrah, tidak perlu diperdebatkan, apalagi menyangkutkan hasil analisis maupun hipotesa karena itu kajiannya empirik akademik yang bisa dipertanggungjawaban secara metodologi.
“Sekarang tergantung publik menyikapi beragam hasil survei, misalnya soal pilpres, mana figur yang bisa dipercaya atau sekedar pencitraan semata,” tandas didu