Lelaki yang akrab disapa didu itu melanjutkan dalam situasi keterbukaan informasi dan demokratisasi seperti saat ini , gerakan Kampanye Hitam hanya menjadi sarana (sales promotion gratis) makin membesarkan citra baik lawan politik.
Hal ini bisa terjadi jika desaign kampanye politik hitam itu tendensius.
“Kesalahan fatal memakai strategi politik hitam, ketika menstigma publik mudah ‘hanyut’ dan terpesona oleh berbagai kecanggihan platform media yg dipakai mendelegitimasi citra lawan politik, padahal makin kesini publik makin cerdas dlm memilih dan memilah berbagai informasi lewat satu klik yakni “Mbah Google” sebagai sarana validasi informasi terkini,” urai didu.