Anggaran Biaya Pemulangan Jenazah dari Rumah Sakit di APBD, Instruksikan Rachmat Hidayat Legislator untuk PDIP di DPRD NTB

Rachmat pun memberi contoh, bagaimana Pemprov NTB menggelontorkan anggaran puluhan miliar untuk membiayai anak-anak muda NTB yang menempuh pendidikan tinggi di luar negeri dalam bentuk beasiswa. Dana itu antara lain digunakan untuk membiayai transportasi, biaya hidup, dan juga biaya tempat tinggal penerima beasiswa.

Contoh lain, bagaimana Pemprov NTB pernah menggelontorkan anggaran miliaran rupiah untuk memberi subsidi penerbangan demi bisa mendatangkan wisatawan asing dalam jumlah yang besar ke NTB. Padahal, subsidi tersebut dikerjasamakan dengan maskapai komersial.

Karena itu, tidak ada alasan untuk tidak bisa mewujudkan alokasi pembiayaan untuk membantu pemulangan jenazah warga NTB yang meninggal di rumah sakit di Mataram ke kampung halaman mereka.

“Kalau ini tidak mampu diwujudkan. Sama saja artinya, kebijakan Pemprov NTB ini hanya mampu melihat semut di seberang pantai, tapi gajah di pelukuk mata tidak terlihat,” tandasnya memberi tamsil.

Rachmat pun menegaskan, sudah pasti, bahwa setiap yang bernyawa akan meninggal. Tapi tidak ada yang tahu, akan meninggal seperti apa.

Oleh karena itu, menjadi tugas kita yang masih hidup, termasuk juga tugas pemerintah daerah, untuk memperlakukan mereka yang meninggal dengan layak.

Perlakuan yang layak tersebut, juga harus mewujud dalam kehadiran nyata pemerintah dengan tidak membebani pembiayaan untuk pemulangan jenazah yang akan dimakamkan di kampung halaman mereka.

“Sekali lagi, inilah wujud kemanusiaan yang adil dan beadab. Inilah wujud kita bergotong royong,” tandas politisi lintas zaman ini.

(*)