Aksi Kemanusiaan di Kampung Bermi Pancor, Rachmat Hidayat Bantu Kursi Roda untuk Santri Perempuan Generasi Pertama Maulanasyaikh

“Seperti sering saya sampaikan, sesungguhnya hidup kita sebagai manusia bukan tentang bagaimana menikmati, melainkan bagaimana kita berbagi,” kata politisi kharismatik Bumi Gora ini.

Bantuan kursi roda untuk Zawahir tersebut tidak melalui proses yang ribet. Dua hari lalu, Rachmat mendapat informasi bahwa ada warga di Kampung Bermi yang sudah sepuh dan membutuhkan kursi roda untuk memudahkan aktivitasnya. Sebagai orang yang memiliki ikatan emosional dengan kampung Maulanasyaikh tersebut, Rachmat langsung menyiapkan bantuan kursi roda tersebut dan memilih untuk menyerahkan secara langsung.

“Ini bentuk kita saling memanusiakan dan tolong menolong sebagai sesama,” imbuh politisi lintas zaman ini.

Ahmad Tahrir, putra bungsu Zawahir, menyampaikan rasa syukur atas bantuan kursi roda itu. Aktivitas ibundanya kini disebutnya akan menjadi lebih mandiri. Sang ibunda bahkan akan bisa kembali beraktivitas di sekitar rumah dan berinteraksi kembali dengan sesama warga, hal yang sudah sangat lama tidak bisa dilakukannya lantaran keterbatasan gerak fisiknya.

Dia menuturkan, ibundanya memang merupakan santri generasi pertama yang menempuh pendidikan di Muallimat NW. Madrasah Muallimat tersebut Almagfurulahu Maulanasysyaikh sebagai bagian dari revolusi pendidikan setelah mendirikan madrasah untuk anak-anak laki-laki.

Madrasah untuk anak-anak perempuan ini diberi nama Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI), dan didirikan pada 21 April 1943. Di awal berdirinya, Madrasah NBDI menyelenggarakan pendidikan dengan masa pembelajarannya empat tahun. Selanjutnya kemudian mengalami perubahan menjadi Madrasah Muallimat dengan masa pembelajarannya selama enam tahun.