Tambahnya, bahwa tindakan kampus mempolisikan mahasiswa adalah suatu tindakan yang keblinger, membabibuta, dan bisa di sebut tindakan fait accomply yang mencerminkan keterbelakangan akademik para tenaga didik dan management kampus.
“Ini kok seperti perusahaan yang berhadapan dengan karyawan, persis pabrik yang menghadapi aksi buruh. Kampus itu harus memahami bahwa cara menghadapi mahasiswa itu bukan dengan melibatkan pihak luar apalagi kepolisian. Disinilah kampus itu memperlihatkan diri sebagai kaum cendikia yang ketika menyelesaikan masalah mengedepankan cara-cara dialog. Kalau begini apa bedanya kampus dengan perusahaan yang mempolisikan karyawannya sendiri?” sesal Ahmad.
Atas dasar itu, Ahmad meminta seluruh alumni IKIP Mataram atau UNDIKMA di seluruh Indonesia untuk menggalang seruan aksi dan menyatukan kekuatan menyelamatkan salah satu institusi lembaga pendidikan tertua di NTB ini sebagai bentuk sikap terhadap Almamater.