Lebih khusus semisal perhatian dibidang keagamaan, selain perhatian terhadap fisik bangunan ibadah, seperti Mesjid Raya dan berbagai Masjid yang tersebar di seluruh Penjuru Kota Bima, tidak luput HML mengintervesi pada sistem pelaksananya itu sendiri, seperti insentif Guru Ngaji, Marbot, Bilal, pelaksana Kamtibmas, gaji RT/RW, berikut fasilitas sistem dan lainnya. Tentu ini mendukung kinerja para pelaksana ditingkat terbawah. Teori Motivasi “Maslow” benar-benar diterapkan, tambah Arifan.
Dikelurahan Paruga sendiri lanjut paparnya, intervensi pemberdayaan berbagai kalangan begitu besar perhatiannya seperti TSBK, Karang Taruna, pelaksanaan MTQ, pelaksana Posyandu dan lainnya. Belum lagi fisik dan penyerahan barang pada masyarakat. Antara lain penataan jalan lingkungan, drainase, penyerahan kursi dan terop serta sound system pada masing-masing lingkungan RW/RT, yang kesemuanya bersumber dari APBD.
Untuk tahun 2023, pemerintah Kota Bima bekerjasama dengan JICA Jepang berskala besar akan melakukan normalisasi sungai dan peninggian Talud sebagai langkah mencegah meminimalisir dan menahan potensi banjir dilingkungan Kelurahan Paruga, yang selanjutnya akan adanya pemanfaatan ruang sepandan sungai sebagai area yang akan dapat dimanfaatkan bersama berskala publik berbasis lokal.
Berikut program fisik dan pemberdayaan yang telah diintervensi oleh Pemerintah Kota Bima di Kelurahan Paruga selain dari 40 Kelurahan lainnya:
1.Penataan Jalan Lingkungan RW 06, RW 05, RW 02, RW O4 dan RW 03.