Kabupaten Bima || Berita NTB–Seorang istri Berinisial HF (36) warga Kanco, Desa Ncera, Kabupaten Bima Meregang nyawa ditangan suaminya Berinisial JL. Ia meninggal Dunia Sekitar Pukul 19.00 Wita, (24/6/2021) setelah dianiaya sang suami.
Pelaku JL menganiaya korban dihadapan anak kandungnya. Kasat Reskrim Polres Bima, Iptu Adhar menerangkan, awalnya korban dan pelaku cekcok. Karena tidak bisa menahan emosi, suami korban Langsung memukul.
’’Korban juga Dibanting Berkali-Kali diatas ruang tamu rumahnya,’’ Ungkap Adhar, Jumat (25/6/2021).
Akibatnya, korban mengalami luka memar pada pelipis kiri, patah leher, dan patah tulang punggung.
Saat dianiaya, anak korban sedang duduk di rumah bibinya, karena mendengar orang tuanya cekcok, sang anak bergegas ke rumah. Sesampainya di rumah anak korban melihat sang Ibu sudah tergeletak dan sempat mengatakan anaknya ’saya tidak kuat lagi anak ku, kamu dan adikmu hidup saja dengan bapakmu’.
Saat disiksa suaminya, HF tak bersuara barang sedikit pun. Dia menahan sakit dengan tangisan yang hanya dapat didengar orang-orang di rumahnya. Cara ini adalah kebiasaan HF yang kerap diambilnya saat dipukul atau dimarahi JL.
Ia terbiasa dengan perlakuan buruk suaminya. Informasi dari warga juga menyebutkan, JL sudah berulang kali memukul HF sambil mengancamnya, Kalau keluarga korban ikut-ikutan, maka pelaku akan memukuli korban lebih keras.
“Korban sempat dibawa ke puskesmas oleh keluarganya namun lukanya parah sehingga dirujuk ke rumah sakit Bima,” terangnya.
Walaupun sempat mendapatkan penanganan medis, nyawa korban tidak bisa tertolong. Korban menghembuskan nafas terakhir di RSUD Bima sekitar pukul 13.00 Wita.
’’Pelaku sudah kami tangkap tanpa perlawan dan saat ini sedang diperiksa lebih lanjut,’’ tandasnya.
Seperti yang dikutip media ntbnews.com, Cekcok keduanya dimulai saar sehari sebelumnya, Jainuddin menyemprot obat untuk mematikan gulma di padi mereka di sawah yang terletak di So Pao, Desa Ncera. Sepulang dari Desa Renda, Hafiah diminta suaminya membersihkan gulma di sawah mereka.
Hafiah menjawabnya dengan lembut, “Tunggu dua atau tiga hari dulu. Biar obat yang dikasih kemarin bereaksi. Setelah itu, kalau enggak mati, nanti gulmanya aku bersihkan.
Jainuddin tak langsung menjawab istrinya. Ia terdiam sejenak. Lalu berkata singkat, namun dengan nada tinggi, “Bersihkan sekarang saja!”
Tak lama setelah itu, menjelang magrib, keduanya terlibat percekcokan. JL yang telah dipenuhi amarah, menarik rambut istrinya, lalu memukulkan kepala perempuan yang berambut panjang itu dipapan dinding rumah.[β.01]